Peringatan munculnya resesi dunia santer disampaikan oleh banyak pihak, baik pengamat ekonomi, financial advisor, sampai dengan otoritas resmi pemerintahan. Presiden Joko Widodo dalam suatu kesempatan menyampaikan bahwa tahun depan akan gelap, “ Tiap hari kita selalu diingatkan dan kalau kita baca baik di media sosial di media cetak, di media online semuanya mengenai resesi global, tahun ini sulit dan tahun depan sekali lagi saya sampaikan akan gelap. Dan kita tidak tahu badai besarnya seperti apa sekuat apa tidak bisa dikalkulasi.”
Peringatan kemungkinan munculnya resesi global juga disuarakan oleh Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan. Dikutip dari sini, beliau menyampaikan, “Bank Dunia menyampaikan kalau bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan secara bersama-sama, maka dunia akan mengalami resesi pada 2023“.
Resesi Ekonomi
Apa Itu Resesi?
Pemahaman resesi sepertinya ada perbedaan antara yang dipahami masyarakat umum dengan pengertian secara ilmu ekonomi. Masyarakat memaknai resesi ekonomi adalah kondisi sulit dalam kehidupan sehari-hari seperti kesulitan memperoleh pekerjaan, PHK, kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dan sebagainya. Dalam istilah ilmu ekonomi, resesi ekonomi diartikan terjadinya penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam 2 triwulan berturut-turut dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Artinya nilai produksi barang-jasa pada triwulan tertentu tahun ini lebih kecil daripada nilai produksi barang-jasa pada tahun lalu periode triwulanan yang sama. Sebagai contoh nilai PDB triwulan II tahun X sebesar Rp.1000 miliar, sementara nilai PDB triwulan II tahun X-1 sebesar Rp1.500 miliar, maka terjadi pertumbuhan negatif atau kontraksi sebesar -33,33%. Jika pada triwulan III tahun X mengalami hal yang sama, maka secara teori ekonomi bisa dikatakan terjadi Resesi Ekonomi.
Jika demikian (resesi diartikan sebagai turunnya pertumbuhan ekonomi 2 triwulan berturut-turut), maka sebenarnya di tahun 2022 ini beberapa negara sudah mengalami resesi. Amerika sudah resesi yang ditandai pertumbuhan negatif 1,6% (TW1), dan 0,6% (Tw2), untungnya TW 3 2022 kembali tumbuh sebesar 2,6%, Ukraina juga sudah resesi, tumbuh minus 15,1% pada Tw1 dan -37,2 pada tw 2. Sementara Rusia juga mengalami hal yang sama, kontraksi sebesar 4,0% pada Tw2 dan 4,1% pada Tw 3 2022.
Penyebab Resesi 2023-Ancaman Resesi Ekonomi 2023
Penyebab resesi ekonomi 2023 sebagian besar karena tingginya inflasi yang terjadi khususnya di negara-negara eropa dan Amerika. Pada posisi bulan Oktober 2022 lalu, laju inflasi di zona euro mencapai 10,7% . Jepang juga mengalami tingkat inflasi tinggi. Oktober lalu tingkat inflasi mencapai 3,6%. Data inflasi ini lebih tinggi dari target tahunan sebesar 2% dan dilaporkan merupakan tertinggi dalam 40 tahun terakhir sejak.
Permasalahan inflasi yang tinggi di atas, ditengarai akibat terganggunya rantai pasokan global dan pengetatan pasar tenaga kerja di USA dan Eropa. Di sisi lain demand mengalami pelemahan. Banyak yang meyakini, hal ini gambaran belum pulihnya perekonomian ke posisi sebelum pandemi Covid-19 dan diperburuk perang Rusia Ukrania, dua negara produsen komoditas energi dan pangan dunia.
Bisa dipastikan, inflasi yang tinggi akan menurunkan pendapatan riil masyarakat, menurunkan nilai tukar mata uang (khususnya terhadap US Dolar). Ujung-ujungnya mengakibatkan meroketnya harga kebutuhan pokok khususnya yang berasal dari barang impor.
Jika kondisi ini berlanjut, maka otoritas moneter akan mengeluarkan kebijakan menaikkan suku bunga dengan harapan tertariknya uang yang beredar ke sistem perbankan yang secara teori ekonomi akan menurunkan tingkat inflasi. Dan dalam praktiknya, Bank sentral di banyak negara sudah menaikkan tingkat suku acuan.
Pada tahun 2022 ini Bank Sentral Inggris (Bank of England) telah menaikkan suku bunga sebesar 200 basis poin. Negara-negara Eropa juga tidak ketinggalan, dengan menaikkan suku bunga mereka sebesar 125 basis poin. Dan sebagai pusat ekonomi dunia, The Fed, bank sentral Amerika Serikat juga mengerek suku bunga acuan mereka sebesar 300 basis poin. Kebijakan ini tentu berimbas ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Bank Indonesia bulan Oktober lalu sudah menaikkan bunga acuan sebesar 50 basis poin dan 50 basis poin juga pada November 2022.
Kebijakan suku bunga tinggi memang secara teori akan menyedot dana ke perbankan, tetapi di sisi lain direspon negatif oleh investasi. Penabung memang akan mendapatkan imbal jasa (bunga) yang lebih tinggi, tetapi ada tambahan biaya bagi perbankan untuk mendapatkan dana tersebut dari masyarakat dengan menaikkan suku bunga pinjaman bagi investor.
Kenaikan biaya bunga yang harus ditanggung investor akan menunda keputusan investor dalam melakukan investasi. Penundaan ini akan berakibat penurunan produksi yang ujungnya mengganggu pertumbuhan.
Apakah Indonesia akan resesi di 2023?
Jika resesi global yang dikhawatirkan para ekonom di atas benar terjadi, maka pasti akan berdampak ke seluruh perekonomian di dunia termasuk Indonesia. Dampak tersebut berupa penurunan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan prakiraan IMF yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan tumbuh 6,36% ( prediksi pada bulan Oktober 2021), kemudian 6% (prediksi April 2022), dan tumbuh di angka 4,97% (prediksi pada Oktober 2022). Artinya, resesi yang mengancam perekonomian global di tahun 2023 akan berimbas pada penurunan pertumbuhan perekonomian tetapi tidak sampai negatif (resesi). Di samping itu, Asian Development Bank (ADB) juga memprediksi bahwa Indonesia adalah satu negara yang akan tetap tumbuh positif di tahun 2023 ( tidak resesi).
Apa yang dilakukan menghadapi ancaman resesi 2023
Jika ancaman resesi ekonomi 2023 benar-benar terjadi, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk tetap bertahan. Bahkan bukan hanya saat menghadapi resesi, hal-hal berikut juga bisa dilakukan sekarang juga.
Mulailah Menabung
Berapapun besarnya, menyisihkan pendapatan untuk ditabung adalah bijaksana. Jadikan menabung menjadi kebiasaan wajib agar pendapatan yang diperoleh tidak habis untuk konsumsi. Di sisi lain dalam sekala besar, menabung memang akan membuat pergerakan perekonomian melambat. Namun demikian, memiliki tabungan adalah penting bagi kita. Tabungan yang terkumpul dapat digunakan untuk membeli aset sehingga akan memberi manfaat.
Menabung tidak harus berbentuk uang tunai. Menabung bisa dilakukan dengan membeli barang berharga yang likuid seperti emas. Intinya mulai menabung
Atur Ulang Belanja – Ancaman Resesi Ekonomi 2023
Mengatur ulang belanja dapat dilakukan dengan mendata belanja bulan lalu. Coba kumpulkan bukti belanja bulan lalu dan tulis atau pindahkan ke Exel. Lalu urutkan berdasarkan pengeluaran terbesar sampai dengan terkecil. Periksa dengan teliti, kira-kira belanja apa yang tidak penting yang bukan kebutuhan (pokok-mendesak). Hasil dari atur ulang belanja dapat dimasukkan ke pos tabungan.
Lunasi Utang
Jika masih punya utang, coba lunasi segera mungkin. Pelunasan utang bisa dilakukan dengan hasil tabungan dan/atau menjual aset yang menganggur. Dalam resesi, sangat dimungkinkan ada kenaikan suku bunga. Hal ini berakibat ikut naiknya cicilan utang (untuk yang berdasarkan floating rate). Sanga disayangkan jika pengutang harus menambahkan biaya bunga.
Cari Pekerjaan Tambahan – Ancaman Resesi Ekonomi 2023
Pada masa resesi, banyak perusahaan melakukan rasionalisasi karyawan (PHK), atau pengurangan jam kerja yang berimbas pada pengurangan gaji/upah. Bisa jadi resesi global 2023 nanti akan berimbas pada Indonesia. Menyiasati dengan kondisi tersebut sangat bijak jika mencari pekerjaan tambahan (part time) dan hal ini sangat mungkin didapatkan sekarang. Dengan ramainya dunia internet, sangat banyak mendapatkan pendapatan tambahan yang bisa dilakukan di luar jam kerja.
Sebagai contoh anda bisa membuat tulisan untuk bahan postingan web atau blog. Harga pasar untuk 1 artikel dengan yang berisi 500 kata dihargai sekitar Rp16.000. Jika dalam 1 hari anda bisa menghasilkan 3 artikel, maka 1 bulan anda mempunyai tambahan penghasilan 3x30x16.000= Rp1.440.000. Penghasilan tambahan ini akan meningkat dengan meningkatnya jumlah artikel yang anda bisa hasilkan dan/atau jumlah kata yang semakin banyak.
Artikel dengan jumlah kata 1.000 kata dihargai sekitar Rp30.000. Mungkin di awal, anda hanya bisa menghasilkan 1 atu 2 artikel sehari, tetapi jika sudah terbiasa, maka menulis artikel 1000 kata hanya butuh 60 menit atau bahkan kurang. Tidak perlu bingung dengan bahan artikel (tersedia melimpah di internet). Jika masih bingung coba bergabung dengan dengan group penyedia artikel di facebook.
Siapkan Dana Darurat
Menyiapkan dana darurat bukan hanya menghadapi resesi ekonomi 2023, tetapi harus dilakukan kapanpun. Khusus untuk jaga-jaga saat menghadapi dampak resesi 2023, perlu menambah dana darurat. Biasanya dana darurat yang harus disediakan adalah 6 kali dan 12 kali pendapatan jika masa resesi ekonomi. Tentu semakin banyak semakin baik. Daa darurat akan sangat bermanfaat seandainya mengalami PHK, sehingga dana dapat digunakan untuk bertahan hidup yang layak sambil mendapatkan sumber penghasilan yang baru.
Lakukan Investasi
Investasi juga sangat penting. Investasi membuat uang bisa berkembang dan memberikan penghasilan tambahan atau paling tidak sebagai kompensasi munculnya inflasi. Pastikan investasi yang low risk meskipun dengan imbal jasa yang lebih sedikit. Perlu juga memanfaatkan lebih dari 1 skema investasi tetapi pastikan di tempat yang aman. Hindari investasi dengan iming-iming menggiurkan, karena sebagian besar merupakan penipuan. Pada masa resesi ekonomi, investasi secara keseluruhan akan tertahan, tetapi kita tetap harus berinvestasi pada sektor-sektor yang aman seperti di atas.
Ikut Asuransi – Ancaman Resesi Ekonomi 2023
Manfaat asuransi memang tidak dirasakan jika semua berjalan mulus. Mengikuti asuransi harus dengan kesadaran penuh agar tidak berhenti di tengah jalan. Untuk keluarga kecil, paling tidak harus bergabung dengan asuransi kesehatan, dan 1 asuransi jiwa. Untuk asuransi kesehatan paling tidak tergabung dalam BPJS Kesehatan. Jangan sampai telat membayar iuran agar jika sewaktu-waktu digunakan kita tidak kesulitan administrasi. Jika memungkinkan sangat bijak jika mempunyai 1 asuransi jiwa untuk perlindungan keluarga. Sekarang banyak produk asuransi jiwa yang bisa dipertimbangkan untuk dipilih.
Tawakkal
Bagaimanapun juga, semua yang terjadi atas kehendak Allah SWT, jadi jangan terlalu takut menghadapi ancaman resesi dunia 2023. Apalagi baru ancaman, belum tentu terjadi, kalaupun terjadi bisa jadi tidak separah yang dibayangkan. Dan kalaupun terjadi resesi 2023 dan berimbas besar pada kita, jangan putus asa, masih ada Allah. Selama Tuhan Kita Allah semua akan baik-baik saja.
Demikian artikel tentang ancaman resesi dunia 2023 yang mungkin terjadi dan persiapan yang bisa dilakukan dalam meminimalisir dampak resesi 2023.