Tata Cara Aqiqah

Aqiqah dalam agama islam menunjukkan rasa syukur seseorang terhadap Allah SWT atas lahirnya seorang anak. Dalam menjalankannya, terdapat tata cara aqiqah sesuai sunnah yang telah diajarkan sejak dulu zaman Rasulullah SAW dan berlangsung hingga saat ini.

Sebelum mengetahui tata caranya perlu diketahui bahwa hukum dasar dalam melakukan aqiqah adalah sunnah. Namun untuk sunnah disini adalah bagi orang tua yang mampu untuk menafkahi anaknya. Adapun terkait tata caranya sendiri berikut adalah penjelasannya:

Tata Cara Aqiqah

1. Menyembelih Hewan Kambing

Dalam islam, untuk melakukan aqiqah hewan yang harus disembelih adalah kambing sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW seperti pada saat kelahiran cucunya. Kemudian untuk jumlahnya sendiri terdapat ketentuan, tergantung bayi yang dilahirkan yakni laki-laki maupun perempuan.

Sesuai yang disunnahkan hewan kambing untuk aqiqah bayi memiliki jumlah yang berbeda bagi perempuan dan juga laki-laki baru lahir. Untuk perempuan sendiri berjumlah hanya satu ekor sedangkan pada laki-laki adalah dua ekor dan lebih banyak tentunya.

2. Memasak Dan Membagikan Daging Kambingnya

Tidak hanya memotong hewan kambingnya saja namun saat aqiqah juga harus memasaknya terlebih dahulu sebelum dibagikan. Biasanya daging yang sudah dimasak akan dibagikan kepada para tetangga sekitar sebagai wujud rasa syukur orang tua atas kelahiran anaknya.

Perlu diketahui juga bahwa sebelum membagikannya orang tua dari bayi beserta keluarganya harus memakan daging kambingnya dahulu. Hal tersebut juga menjadi salah satu dari bentuk rasa syukur seperti yang telah sedikit dijelaskan sebelumnya.

3. Mencukur Rambut Bayi- Tata Cara Aqiqah

Dalam melaksanakan aqiqah terdapat salah satu tata cara yang harus dilakukan oleh ayah bayi atau sanak saudara laki-laki. Tata cara tersebut adalah memotong atau mencukur sedikit rambutnya pada bagian kepala saat melangsungkan acara aqiqah.

Sesuai dengan sunnah Rasulullah, pemotongan rambut bayi ini sangat dianjurkan sesuai dengan yang diajarkannya. Selain itu terkait dengan hari ketujuh tersebut sudah ditetapkan sesuai dengan status hukum sunnah yang diutamakan atau muakkadah.

4. Memberikan Doa Kepada Sang Bayi – Tata Cara Aqiqah

Selanjutnya untuk tata cara aqiqah sesuai sunnah selanjutnya adala erat kaitannya dengan doa kepada Allah SWT. Pemberian doa ini sesuai dengan yang dilakukan Rasulullah SAW ketika mengaqiqahi anak dari salah satu sahabatnya yakni Abu Musa al Asy’ari.

Pemberian doa tersebut juga dilaksanakan bersamaan dengan acara pengajian oleh ustadz dan juga sanak saudara. Adapun untuk tujuannya sendiri adalah sebagai bentuk permintaan perlindungan bayi kepada Allah SWT. Dengan begitu sang bayi akan tumbuh di bawah lindungan-Nya.

5. Memberinya Nama

Dalam memberikan nama harus memiliki arti atau makna yang baik menurut islam karena hal tersebut sebenarnya cukup penting. Bukan tanpa alasan, namun nama yang diberikan orang tua kepada anak tersebut akan menjadi sebuah doa bagi masa depannya.

Alasan tersebut juga didasarkan pada tuntunan Rasulullah SAW ketika ditemui oleh malaikat Jibril. Oleh karena itu tidak boleh dalam sembarangan memberi nama kepada bayi tanpa mengetahui arti atau maknanya dalam islam.

6. Waktu Pelaksanaan Aqiqah

Terkait dengan waktu pelaksanaan juga merupakan sunah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW yakni tujuh hari setelah kelahiran dari bayi. Hal tersebut juga dilakukan karena menunggu tali pusarnya putus terlebih dahulu.

Namun sekarang terkait waktu tersebut sudah banyak yang kurang memperhatikan. Hal tersebut kemungkinan karena hukumnya sunnah dan tidak sedikit yang melakukan aqiqah ketika anaknya sudah dewasa karena saat masih bayi belum mampu.

Itulah 6 tata cara aqiqah sesuai sunnah yang telah dianjurkan oleh Rasulullah SAW pada zamannya. Dengan mengikuti ajarannya, insya Allah akan menjadi berkah saat menjalankannya.